PENDEKATAN-PENDEKATAN KONSELING KARIR
PENDEKATAN
|
TRAIT&FACTOR
|
BERPUSAT
PADA KLIEN
|
PSIKODINAMIK
|
DEVELOPMENTAL
CAREER COUNSELING
|
BEHAVIOUR
|
KOMPREHENSIV
|
1.MODEL
|
|
|
|
|
|
|
a. Diagnosa
|
Perbedaan
treatment bersumber dari sikap yang salah pada diri klien
|
Rogers
dan Peterson menganggap diagnosis disebabkan gangguan hubungan yang ada
antara konselor dan klien; sehingga mereka memutuskan tentang ada tidaknya
masalah pekerjaan dari klien
|
Bordin
menetapkan bahwa diagnosis harus dari dasar untuk memilih treatment, ai juga
menginginkan konstruk yang didasari secara psikologis (seperti pilihan
treatment untuk kasus kecemasan, pertahanan, konflik diri) untuk digunakan
dalam diagnosis
|
Super
lebih menggunakan kata “appraisal” daripada kata diagnosis. Super
menggambarkan tiga tipe yang berfokus pada potensi masalah konseli, yaitu:
1. Penilaian
masalah
2. Penilaian
pribadi
3. Penilaian
prognostik
Dengan
catatan: konseli harus aktif dalam proses penilaian tersebut
|
Godstain
dalam pendekatan behavioral teoritisnya menghubungkan peran sentral kecemasan
dengan masalah pilihan karir dalam proses diagnosis.
Krumboltz
dan Thorensen lebih berfokus pada analisis perilaku identifikasi masalah
dalam menspesifikkan tujuan konseling; pada pendekatan behavioral pragmatis
ini mereka memusatkan perhatian pada kecemasan atau diagnosis
|
Proses
diagnosis yang dapat dilakukan adalah 1) diagnosis diferensial yang bersumber
dari teori konseling karir trait and factor. 2) diagnosis dinamik dilakukan
untuk mengetahui asal-usul; kemunculan permasalahan, 3) menggunakan career
maturity inventory untuk mengetahui hubungan sikap dan kompetensi karir
seseorang.
|
b. Proses
|
Melibatkan
banyak konselor dalam pengumpulan data klien; konseli hanya membantu dalam
menentukan treatment atau konseling untuk menghasikan penyesuaian yang diinginkan
dan proses tindak lanjut
|
Petterson
melihat proses seperti kata Rogers mencajkup tingkat tertinggi pada
penyesuaian individu secara Psikoterapi. Tingkat penyesuaian dari seorang
konseli yang mengikuti psikoterapi terhadap suatu karir ditentukan sebelum
konseling dimulai, yaitu ketika konseli mampu menemukan siapa dirinya dan apa
yang sebenarnya dibutuhkan
|
1. Tahap
eksplorasi dan pembuatan langkah kerja
2. Keputusan
kritis yang konseli putuskan dari segi penyesuaian diri dan tidak hanya
mengejar karirnya saja
3.
Bekerja untuk berubah. Pada tahap ini
yang ditingkatkan pemahaman diri klien sebagai tujuan utama dalam konseling
|
Sasaran
jangka pendek adalah membantu konseli untuk mengembangkan karirnya, sedangkan
Super menyebutkan sasaran yang lebih luas membantu konseli menyesuaikan
dirinya
|
Menurut
godstain, proses diselingi dengan etilogi permasalahan konseli, yaitu
kecemasan yang mendahului proses konseling yang memerlukan
counterconditioning dan pembelajaran instrumental, sementara kecemasan
berikutnya diperlukan pada proses konseling selanjutnya.
|
Persiapan
untuk tahap pertama proses konseling karir adalah diagnosis, tahap
pertengahan dari proses konseling karir mempergunakan waktu untuk
mengklasifikasi dan menspesifikan masalah. Proses dari konseling karir mencapai
puncaknya dalam tahapan bahwa dia bisa menggolongkan pemecahan masalah secara
mudah.
|
c. Hasil
|
- Tujuan
jangka pendek : untuk memecahkan masalah konseli yang ada pada saat ini
- Tujuan
jangka panjang: untuk menolong konseli agar lebih mengerti dan dapat mengatur
sifat-sifat dan tanggung jawabnya, sehingga konseli dapat memecahkan
masalahnya dimasa yang akan datang
|
Patterson
dan Grummon (1974) menyatakan bahwa tujuan konseling CCT adalah perkembangan
konseli dalam proses dengan meimbang tujuan akhir yaitu untuk mewujudkan
aktualisasi diri sehingga konseli dapat memutuskan pilihan karir yang sesuai
dengan diri dan pengalaman serta informasi duania kerja yang dimilikinya.
|
1. Membantu
konseli dalam membuat keputusan karir
2.
Lebih luas lagi menyebabkan perubahan
posotif dalam diri klien
|
Kemajuan
dari proses perkembangan karir dimulai dari orientasi dan kesiapan konseli
untuk memilih karir sampai pembuatan keputusan penguji realistis; konselor
memulai konseling pada tahap kemajuan yang dicapai oleh klien
|
Hasil
dari pendekatan teori Behavioral Godstain adalah:
1. Penghilangan
kecemasan pendahulu dan kecemasan yang muncul kemudian
2. Pemerolehan
keterampilan dalam pembuatan keputusan
Hasil
dari pendekatan behavioral pragmatis Krumboltz dan Thorensen adalah:
pemerolehan keterampilan mengubah perilaku salah suai, belajar proses
pembuatan keputusan dan mencegah timbulnya masalah.
|
Dua
hasil yang diharapkan dari konseling karir adalah 1) tercapainya kemampuan
konseli untuk membuat keputusan yang tepat baik dengan pendekatan developmental
ataupun behavioral yang menekankan dan lebih berorientasi pada kemahiran
dalam membuat keputusan karir ataupun sebaliknya dengan trait and factor. 2)
memperoleh penyesuaian umum status konselor dan konseli. Bukti lain
mengidentifikasikan bahwa konseling karir menghasilkan konseli yang
kesesuaiannya menjadi lebih baik dalam fungsi kehidupan lain disamping dalam
pekerjaannya.
|
2.METODE
|
|
|
|
|
|
|
a. Teknik Wawancara
|
Teknik
menurut Williason (1939) ada lima:
1)Menciptakan
hubungan baik
2)Mengolah
pemahaman diri
3)Mempertimbangkan
atau merencanakan program tindakan
4)Pelaksanaan
rencana
5)Pengalihtanganan
|
Konselor
merespon lebih dulu, menerima, menerangkan, dan menyatakan dengan maksud
untuk mencapai pemahaman diri, konselor memusatkan pada refleksi perasaan
semata-mata dengan menggantikan teknik menerangkan tujuannya agar konseli
memperoleh gambaran, dan konselor dapat lebih efektif dalam wawancara sesuai
dengan kebutuhan
|
Ada
tiga kategori respons interpretatif konselor yang dapat digunakan dalam
konseling (menurut Bordin) yaitu:
1. Clarification
yaitu dimaksudkan untuk melakukan wawancara dan verbalisasi bahan-bahan yang
sesuai dengan permasalahan
2. Comparison,
yaitu membandingkan untuk memperlihatkan persamaan dan perbedaan secara tajam
3. Interpretation
of wish defence system, interpretasi pada system “harapan yang diinginkan,
menunjukkan gabungan praktis pendekatan psikodinamik, trait and factor dan
client centered.
|
Menurut
Super yang berhubungan dengan perubahan pendekatan dalam merespon secara
langsung isi pernyataan oleh konseli dan yang secara tidak langsung untuk
mengekspresikan perasaan
|
Godstein mengajukan teknik psikoterapi untuk
mengurangi kecemasan. Ia sependapat dengan Krumboltz dan Thoresen dalam
pandangan pragmatisnya mereka berpendapat bahwa konselor seharusnya menguatkan
keinginan konseli, mendorong terjadinya proses sosial model, dan mengajarkan
pembelajaran berbeda dalam memperoleh kemahiran membuat keputusan.
|
Teknik
wawancara meliputi beberapa tahap, mulai dari tahap eksplorasi latar belakang
masalah dengan membuka komunikasi yang merefleksikan isi perasaan konseli,
lalu tahap pembatasan masalah dengan komunikasi secara eksplisit mengemukakan
masalah, dan terakhir tahap pemecahan masalah ketika konselor diharapkan
bersikap lebih aktif dan direktif, dengan membuka konseli dan menguatkan
dirinya untuk bersama-sama secara dewasa memecahkan masalah tersebut.
|
b. Interpretasi Data
|
Melibatkan
konselor yang berwenang membuat interpretasi pada hasil tes, dan
menggambarkan kesimpulan dan merekomendasikan dari tes untuk pertimbangan
klien
|
Konselor
menjadikan tes sebagai alat utama yang digunakan untuk mengidentifikasikan
konseli dan apa yang diinginkan,digunakan jika betul-betul dibutuhkan dan
diminta oleh klien. Super menyebutnya “uji kecermatan”
|
Tiga
tujuan utama menurut Bordin, yaitu: 1) Bahwa konseli menjadi partisipan yang
aktif dalam memilih dan menentukan jenis tes yang akan dilakukan; 2) bahwa
tes meberikan informasi diagnostik bagi konselor untuk mendorong eksplorasi
klien; 3) bahwa secara verbal konselor memberikan interpretasi tes, sebagai
mana yang dibutuhkan (dibandingkan dengan pendekatan trait and factor yang
menggunakan keseluruhan penafsiran tes)
|
Informasi
yang tepat dalam menggambarkan contoh karir dalam membedakan jabatan, menurut
Super ada enam pola yang menggambarkan pola karir yang dibutuhkan untuk
pendekatan ini
|
Penggunaan
tes dalam setiap teori atau pandangan secara pragmatik, hampir diabaikan
sejak mereka mengukur perbedaan individual dalam hal perilaku, dibanding
mencerminkan interaksi antara individu dan lingkungan. Yang menjadi perhatian
utama konselor behavioral yaitu mengumpulkan data perilaku individu.
|
Peran
tes dalam konseling karir komprehensif, tidak hanya dalam masalah konseptual,
tetapi tes ini juga memberikan konseling karir model dan metode baru untuk
menggabungkan dengan diagnosis, proses, dan hasil sehingga sanggup membantu
konseli dalam mengatasi masalah dalam membuat keputusan karir.
|
c. Informasi Pekerjaan
|
Informasi
pekerjaan dalam konseling TF dikemukakan oleh Brayfield (1950) dibedakan
dalam tiga fungsi:
1)
Informasi
2)
Penyesuaian kembali
3)
Motivasi
Kemudian
Christense (1949) dan Baer dan Roeber (1951) menambahkan:
1)
Eksplorasi
2)
Keyakinan
3)
Evaluasi
4)
Mengejutkan
|
Diperkenalkan
ketika konseli membutuhkan;konselor harus memastikan bahwa informasi memiliki
arti pribadi bagi klien, serta dipahami dan diteliti melalui konteks
kebutuhan dan nilai dan kenyataan secara objektif
|
Informasi
berdasarkan atas analisis kebutuhan mengenai kewajiban-kewajiban dan
tugas-tugas pekerjaan, mirip dengan pendekatan trait and factor dalam
menyesuaikan individu dengan pekerjaan, tapi berbeda dalam variabel kebutuhan
kepribadian dan kondisi kerja yang memuaskan, daripada karakteristik statis
individu dan pekerjaan.
|
Tujuannnya
untuk memaksimalkan nilai tes dalam membuat keputusan dengan
mengadministrasikannya secara berbeda, dengan melibatkan konseli dalam setiap
fase proses menampilkan uji kecermatan dibandingkan dengan uji kejenuhan
seperti pada pendekatan trait and factor
|
Konselor
behavioral telah mengembangkan beragam jenis yang berguna dalam menumbuhkan
semangat eksplorasi karir dan membuat keputusan daripada membuat informasi
yang sederhana.
|
Informasi
pekerjaan telah diterbitkan dalam jumlah yang besar, tetapi banyak konselor
yang berpura-pura saja dalam memberikan informasi pekerjaan seperlunya namun
tidak bisa menyemangati konseli.
|
3.MATERI
|
|
|
|
|
|
|
a. Diagnosa
|
Dalam
diagnosis contohnya konseli yang ragu dalam pilihan karirnya. Konselor
dituntut untuk bisa mengumpulkan data –data pendukung yang kuat sebagai dasar
bagi pemilihan keputusan karir konseli. Caranya dengan wawancara dan disertai
tes.
|
Kurangnya
kesesuaian sebagai implementasi self consept dalam peran pekerjaan, mungkin
dalam pertama menjadi fungsi kurangnya informasi. Keputusan diagnosis yang
mendahului, akan menjad masalah konseli merupakan penekanan dari :
1) Kurangnya
informasi atau
2) Distorsi
informasi (pengalaman)
|
Contohnya
konseli yang mengalami ketergantungan-ketergantungan terhadap orang lain
sehingga menjadikan orang lain itu sebagai perantara kebutuhan konseli.
|
Contoh
masalah yaitu dia tidak dapat memecahkan masalahnya, menikah atau karir.
Karena susan mempunyai nilai yang tinngi dan mempunyai bakat dan minat. Namun
dia mangalami kesulitan yang ekstrim dalam mengatakan apa yang dia katakan
dan mengambil resiko mengasingkan atau menerima kritik dari orang lain.
|
Jim
Calhoun meliliki kecemasan yang tinggi berkaitan dengan respektivitas dan
konsekwensi kecemasan dalam analisis kebimbangan Goodstein (1972). Dan
kemungkinan terhubung dengan sikap prtected ibunya diangkatan udara. Karena
ketergantungannya, pengalaman perkembangan karirnya sangat terbatas dan
kematangan karirnya sangat rendah.
|
Contoh
permasalahannya adalah mengenai pemilihan dan keputusan karir setelah
sekolah. Dari hasil yang diperoleh dari diagnisis dan wawancara, konseli
diharapkan dapat belajar untuk mengambil keputusannya sendiri berdasarkan
latar beelakang permasalahan yang dihadapinya sehingga keputusan yang diambil
dapat dipertanggungjawabkan pada masa sekarang dan yang akan datang
|
b. Proses
|
Konselor
melakukan wawancara yang diawali dengan tes, penafsiran tes dilakukan oleh
konselor untuk melihat kecenderungan minat dan bakat konseli. Skor hasil tes
harus dicatat dan dibandingkan dengan hasil tes orang lain yang mempunyai
bakat yang sama. Proses konseling ini berakhir dengan konseli merasa lebih
baik dalam arti konseli mampu memilih karir secara tepat sesuai minat dan
bakatnya.
|
Vocational
guidance adalah proses untuk membantu individu dalam mengembangkan dan
menerima sebuah gambaran yang terintegrasi dari dirinya sendiri dan aturannya
dalam dunia kerja, untuk menguji konsep melawan realitas, dan mengubahnya
kedalam realita dengan pemuasan pada dirinya dan keuntungan dalam masyarakat.
|
Konseli
menceritakan tentang dirinya dan konselor hanya mendengarkan cerita konseli
dalam konteks pengembangan terapeutik, kemudian setelah itu konselor
menawarkan beberapa pilihan pada konseli agar terdapat kesesuaian hubungan
antarpribadi. Sehingga pada akhirnya konseli mengalami peningkatan kesadaran
dan pemahaman tentang dirinya.
|
Konselor
menyimpulkan bahwa susan mengalami kontra trens dalam perkembangan karir.
Pendekatannya pada hidup untuk kehidupan tanpa membedakan orang atau masyarakat.hasilnya
susan mengalami antara pilihan dan pemberian alternatif pilihan, dan skor
mengidentifikasikan intra individual yang nyaris aneh pada minat dan nilai
yang dianut susan
|
Disini
konselor memilih pengkondisian kecemasan dengan cara istirahat. Dengan
bekerjasama jim dapat membangun keadaan untuk mengatasi kecemasannya dalam
sebuah keputusan. Kemudian dari berbagai tahap akhirnya jim mempunyai
gambaran dan dapat menentukan untuk menggabungkan latar belakan Ait Force
dalam administrasi dan managemen dengan minat dalam ilmu pengetahuan untuk
berkarir dibidang sistem komputer.
|
Diantara
beberapa tes yang dilibatkan dalam proses konseling karir dalam kasus keren
antara lain: Differential Apptitude Test, Holland Vocational Preference
Inventory dan Career Maturity Inventury, serta menggambarkan efek orang tua
pada pilihan karirnya. Tahap ketiga ini diakhiri dengan pengulangan pilihan
karir yang prospektif dan terbuka kemungkinannya bagi Karen.
|
c. Hasil
|
Hasil
yang diharapkan adalah perwujudan hasil perencanaan karir konseli untuk masa
depan, yang sesuai dengan minat dan didukung pula oleh bakatnya serta memenuhi
syarat-syarat dari pekerjaan yang diminatinya.
|
Patterson
dan Grummon (1974) menyatakan bahwa tujuan awal konseling CCT adalah
perkembangan konseli dalam proses dengan menimbang tujuan akhir yaitu untuk
mewujudkan aktualisasi diri. Hasil dari konseling CCT ini dapat diperlihatkan
dengan framework teoritis umum, dimana hubungan pribadi pada dunia kerja
digambarkan.
|
Hasilnya
yaitu terpecahkannya masalah-masalah karir dan tercapainya keputusan karir.
|
Setelah
dilakukan konseling karir secara periodik dan berkoresponden selama dua
tahun. Pada akhirnya susan memutuskan untuk kuliah dan berkarir pada masa
yang akan datang, yang mana dia akan menggabungkan dengan pekerjaan rumah
tapi dia tetap mengejar karir yang bagus, minat pada akademik, pendidikan
jasmani dan psikologi.
|
Pada
umumnya, ia nampak selalu dapat mengambil manfaat dari konseling karir dengan
mengurangi kecemasan pilihan dan membuat keputusan karir. Tetapi dengan
keputusan konflik dan penyelesaian keputusan, ia melepaskan kekuatan untuk
menambah garis keliling dalam hidupnya. Lagi-lagi, terdapat hubungan yang
signifikan antara perkembangan karr dengan perkembangan dirinya sendiri.
|
1.
Keren telah mempelajari penyebab
mengapa ia sulit untuk menentukan pilihan karir
2.
Konseli mulai mengetahui identitas dirinya
dengan lebih baik dan mampu mengkomunikasikan tentang konsep dirinya pada
konselor.
3.
Konseli tampak lebih terarah dan lebih
beradaptasi dalam proses konseling karir.
|